Menuju Negeri di Atas Awan: Citorek, Banten
Tiba-tiba pak suami mengajak saya pergi ke Negeri di Atas Awan, Citorek. Yup, tempat ini memang sempat viral beberapa tahun lalu karena pemandangan cantik dari ketinggian yang berbalut lautan awan putih. Wuih, langsung otak saya terbayang-bayang dengan indahnya alam di sana.
Walaupun senang, rasa khawatir dan cemas tetap saja memenuhi pikiran. Saya yang jarang pergi naik motor berjam-jam ini apakah sanggup? Perjalanan ke sana kurang lebih memakan waktu 4 jam jika saya intip di Google Maps. Belum lagi jalur tersebut harus ditempuh kembali saat pulang. Total perjalanan kurang lebih 8 jam dengan jarak 140km. Akan sangat menguras tenaga bagi saya yang terbiasa naik motor hanya untuk wara-wiri di sekitar rumah.
Persiapan Riding
Menjelang hari H, berbagai persiapan sudah saya lakukan. Mulai dari sounding ke anak-anak sampai perlengkapan yang kira-kira kami butuhkan selama di perjalanan. Maklum, ini pertama kalinya saya touring jauh menurut versi saya Hehehe. Dan demi berjumpa dengan momen sunrise, pak suami pun memberitahu bahwa bahwa kami selambatnya berangkat pukul 2 (dua) dini hari dari rumah.
Pukul 1 (satu) malam kami pun bangun dan bersiap untuk berangkat. Pak suami kembali memastikan kendaraan yang akan kami gunakan dalam keadaan baik. Walau ada sedikit drama karena anak bungsu yang tiba-tiba terbangun dan menangis, namun setelah situasi aman terkendali, kami pun segera berangkat. Pukul 2.30 pagi kami meninggalkan rumah, sedikit terlambat dari target.
Jalur Menuju Citorek (dari Jakarta Timur)
Jalur yang kami lalui kurang lebih tergambar melalui peta di bawah. Berdomisili di Jakarta Timur, kami harus melintasi pusat kota menuju Tangerang. Dari Tangerang, Citorek sendiri masih berjarak kurang lebih 3 jam perjalanan.
Berikut beberapa rangkuman jalur yang akan kami lalui saat berkendara dengan roda dua menuju Citorek melalui rute Tangerang, Tenjo, Tigaraksa, dan Jasinga (Sumber: Google Maps).
- Melalui Jl. Letjen M.T. Haryono
- Lanjut terus melewati Jl. Gatot Subroto, Jl. Letjen S. Parman, dan Jl. Raya Daan Mogot
- Masuk ke Jl. Pemda Tigaraksa ke Jl. Moh. Mansur/Jl. Moh. Syukur/Jl. Taman Adiyasa di Kadu Agung
- Lanjut ke Jl. Raya Tigaraksa – Adiyasa
- Lalu ke Jl. Raya Jasinga Tenjo/Jl. Raya Tenjo di Tenjo
- Kemudian ambil Jl. Raya Jasinga dan Jl. Nasional 11 ke Cipanas – Wr. Banten/Jl. Raya Cipanas di Cipanas
- Tetap di Cipanas – Wr. Banten hingga sampai ke tujuan perjalanan, yakni Citorek Kidul
Sebenarnya selain jalur ini ada juga jalur lain menuju Citorek, yakni melalui Parung dan Leiwiliang, Bogor. Namun menurut pak suami yang memang sudah beberapa kali ke sini, rute tersebut melewati banyak jalur yang padat penduduk dan pemukiman. Kemacetan di banyak titik kemungkinan besar akan kami temui jika memilih rute ini.
Sensasi Berkendara dengan Roda Dua di Malam Hari
Udara malam yang relatif lebih sejuk dan jalanan yang terbilang sepi menemani perjalanan kami di malam hari. Kami pun lebih banyak bertemu dengan truk, angkutan, dan para pejuang rupiah alias pedagang pasar-pasar induk yang berlalu lalang di dini hari.
Suasana penerangan yang minim membuat kami harus lebih waspada di perjalanan. Semakin jauh dari Jakarta, jalanan terasa semakin sepi dan gelap. Selepas menyusuri Jalan Raya Tigaraksa, kami tiba di Tenjo kurang lebih pukul 4.30 pagi menjelang waktu salat Subuh. Kami pun lalu menyempatkan diri untuk mampir di masjid setempat dan salat.
Perjalanan kemudian kami lanjutkan dengan menelusuri jalan raya Jasinga – Tenjo yang nampak semakin ramai dengan aktivitas penduduknya. Jalur yang berkelok-kelok mulai terlihat semakin jelas seiring dengan semburat cahaya matahari yang mulai muncul di antara bukit-bukit dan pegunungan sekitar. Kami pun masuk ke Jalan Raya Cipanas dengan udara yang terasa semakin sejuk, segar, dan bersih. Aneka aroma tanah, air, dan pepohonan kian terhirup selama perjalanan.
Memang berkendara di dini hari terasa sangat berbeda. Udara dingin sukses menembus jaket berlapis yang kami kenakan. Kejutan-kejutan di jalan seperti ayam, kucing, atau anjing yang melintas tiba-tiba juga kerap kami jumpai. Menambah serunya sensasi berpetualang dengan roda dua.
Pemandangan Indah Sejauh Mata Memandang
Semakin tinggi jalur yang kami lalui, semakin cantik pula pemandangan yang terlihat di sekitar kami. Susunan bukit dan gunung yang seakan saling bertumpuk dan berpaut sangat menyenangkan untuk dinikmati. Kami pun berjumpa dengan beberapa spot cantik yang mengagumkan seperti di atas.
Dan ternyata sepanjang jalur menuju Citorek ini kami juga berjumpa dengan beberapa pondok pesantren besar, seperti La Tansa. Mungkin karena lingkungannya yang memang masih asri dan jauh dari hingar bingar perkotaan membuat wilayah ini cocok untuk tempat pembelajaran.
Jalan-Jalan Menanjak dan Menurun yang Terjal
Citorek sendiri terletak di sebelah Barat pegunungan Halimun. Sesuai julukannya, Negeri di Atas Awan, tentu teman-teman terbayang ya dengan lokasinya yang ada di dataran tinggi. Maka sudah sewajarnya kami akan melewati banyak jalur curam yang menanjak atau menurun dan harus dilalui dengan hati-hati. Tak lupa belokan-belokan tajam yang membuat pengendara harus lebih waspada. Untuk itu, jika tertarik untuk pergi ke sini, sebaiknya teman-teman memastikan bahwa kendaraan yang akan digunakan dalam kondisi prima. Terlebih lagi jika menggunakan kendaraan roda empat.
Baca Juga: Bertandang ke Cijeruk, Kecamatan yang Diapit Gunung Salak dan Pangrango
Di beberapa titik sempat terlihat longsoran dari tanah-tanah sawah yang menumpuk di pinggir-pinggir jalan. Bahkan saat kami ke sana, kami juga menemukan ruas jalan yang sedang dalam perbaikan akibat terdampak longsor sebelumnya. Namun secara umum, 90% jalur menuju Citorek ini telah difasilitasi pemerintah dengan jalanan beraspal atau beton yang mulus ya.
Memasuki Kecamatan Citorek
Semakin dekat dengan lokasi tujuan, kami pun memasuki wilayah Citorek, sebuah Kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten. Terletak di antara bukit-bukit dan deretan pegunungan yang cukup jauh di dalam, Kecamatan ini ternyata cukup hidup dan terbilang ramai. Sepanjang perjalanan, kami melihat banyak warga dan anak-anak yang berlalu lalang di pinggir jalan. Bersekolah, bercocok tanam, hingga bepergian hilir mudik sesuai kepentingannya masing-masing.
Sebuah gapura besar menyambut kami saat akan memasuki wilayah Citorek. Saya pun menyempatkan diri untuk mengambil dokumentasi di sini.
Negeri di Atas Awan, Citorek
Berjalan kurang lebih 5 kilometer dari gapura di atas, keramaian rumah dan bangunan mulai tampak. Ternyata yang kami lihat adalah pusat Kecamatan Citorek. Dari pusat kecamatan ini, perjalanan kami menuju Negeri di Atas Awan hanya tinggal satu kilometer lagi.
Sayang sungguh sayang, tepat sebelum sebuah tanjakan curam, keadaan di luar harapan. Jalanan yang harusnya kami lalui tertutup longsoran tanah sejak kemarin. Tampak beberapa penduduk yang berkumpul di sana. Begitu juga pengunjung seperti kami yang ingin melintasi jalan tersebut terpaksa berhenti. Bersyukur tidak ada korban jiwa yang terdampak dari musibah tersebut.
Bala bantuan dari pemerintah setempat ternyata memang sedang dalam perjalanan. Kendaraan alat berat yang akan mengeruk tumpukan tanah menyerupai bukit kecil sedang dalam perjalanan. Kebetulan di tengah perjalanan kami memang sempat bertemu dengan sebuah backhoe, kendaraan dengan alat berat yang bertugas untuk mengeruk atau menggali tanah. Tak disangka ternyata backhoe tersebut memiliki misi membersihkan tanah longsor yang ada di hadapan kami ini.
Kami pun lalu memutuskan untuk menyudahi petualangan ini. Menunggu backhoe tersebut menyelesaikan pekerjaannya mungkin akan memakan waktu. Sedangkan kami sudah harus kembali ke rumah di siang hari karena telah dinanti anak-anak. Beberapa penduduk setempat pun menyarankan hal serupa. Sepertinya kesempatan untuk mengintip cantiknya panorama pegunungan dari Negeri di Atas Awan perlu ditunda dahulu kali ini.
Namun jangan khawatir, berhubung suami juga memiliki beberapa dokumentasi perjalanan sebelumnya. Teman-teman bisa mengintip beberapa pemandangan yang akan ditemui jika suatu saat nanti berkunjung ke Negeri di Atas Awan, Citorek ya. Berikut ini adalah beberapa penampakannya 🙂
Ya ampunnn sayang banget ya, tinggal sejengkal lagi nyampe di lokasi yang dituju. Tapi Alhamdulillah nggak ada korban tanah longsor itu ya.
Btw, ternyata di daerah sana masih ada pemandangan secantik ini, kirain udah jarang menemukan alam yang cantik selain di luar pulau Jawa 😀
Ternyata sepanjang perjalanan aja cantik banget ya
Betul Kak.. Alhamdulillah gak ada korban.
Tapi saya pun jadi tahu bahwa akhir-akhir ini, kejadian longsor seperti itu semakin sering loh. Seram juga ya.
Pemandangan di atas sana katanya cantik bangett.. Sayang belum sempat menikmati.
Wah menyenangkan sekali ya, bisa motoran berdua. Alhamdulillah nggak ada korban jiwa ya dari musibah tanah longsornha.
Betul Mbak. Alhamdulillah gak ada korban jiwa.
Iya kak sayang sekali padahal tinggal sebentar lagi sampai. Tapi kalau dari gambar yang pertama bagus banget tempat nya kak.
Bagus Kak. Hijau dan sejuk banget tempatnya.
Ternyata gak jauh dari kota besar pun masih ada tempat-tempat cantik seperti ini.
Bagus banget pemandangannya. Suami ku juga ngajakin kesini, cuma kan harus dari malam yaa jalannya hihi walaupun tidak sampai puncaknya, tapi Alhamdulillah dapat view yang bagus yaa kak!
Betul Kak.. Infonya kalau mau lihat sunrise, berangkatnya selepas tengah malam kalau dari Jakarta dan sekitarnya.
Berbahaya sekali yaa, ka Shal kalau perjalanan tetap diteruskan.
In syaa Allah di lain waktu bisa kembali berpetualang ke Negeri di Atas Awan, Citorek.
Aku uda ngebayangin menuju ke lokasi pasti banyak banget perjuangannya. Karena biasanya menuju tempat indah tuh suka mashaAllaa~
Tapi jadi kenangan tak terlupakan, karena sepanjang perjalanan bersama cuami, hehehe.. Qtime banget, ka Shal.
Barakallahu fiikum.
Betul Kak Lendy..
Perjalanannya memang seru… tapi sebanding kok Kak. Banyak banget pemandangan cantik di sekeliling kita, apalagi saat mulai mendekat ke Puncaknya..
Qtime yang seru memang nih riding sama pak suami hehehe.
Wah, treknya serem juga ya sampai ada yang longsor begitu. Semoga nanti bisa balik lagi dengan kondisi jalan yang sudah lebih aman ya, pasti pemandangannya bagus banget dan udaranya fresh. Kebayang segernya..
Iya Kak.. Saya pun gak nyangka ada longsor seperti ini di sana.. Sayang sekali, padahal sudah hampir sampai lokasinya.
Wah medannya luar biasa sekali..Umma mah nggak bakal bisa nih menghadapi Medan seperti ini
Saya pun baru pertama nih Umm.. Riding 4 jam lebih ternyata lelah juga hehehe.
Seru banget jalan-jalannya. Kelelahan berasa dibayar sama pemandangan negeri atas awan yang super cakep. Di tempat aku juga ada tempat dengan sebutan seperti itu. Tapi aku malaj belum pernah ke sana.
Wah, iya kah Kak? Di daerah mana Kak tempatnya..
Bahagia memang ya tinggal di Indonesia. Banyak sekali tempat-tempat cantiknya.
Subhanallah, Mbak, perjuangannya yang harus memulai perjalan saat pagi buta. Kebayang rasa dingin yang menusuk tulang. Walaupun tidak bisa sampai ke tujuan, alhamdulillah pemandangan selama perjalanan pun indah. Selain itu, bisa quality time bersama pasangan.
Iya Mbak. Alhamdulillah saya pun gak nyangka bisa kuat riding pagi-pagi sekali dari rumah. Walau hanya sekadar dibonceng, tapi ternyata lelah juga hehehe.
Sayang ya Kak, tinggal sedikit lagi sudah tiba di lokasi ya tapi mau bagaimana lagi
bagus ya pemandangannya, ga alah kalau diberi nama Negeri di Atas Awan
Betul Kak.. Hanya tinggal sedikit lagi padahal.
Tapi Alhamdulillah tetap senang dengan perjalanan dan pemandangan di sekitarnya..
WAhhh keren banget mbak. pemandangannya cakep. ternyata banten ada juga ya negeri di atas awan.
saya pernah pergi ke negeri di atas awan yang ada di tana toraja
Iya Mbak. Ternyata Banten pun punya Negeri di atas Awan ya.
Wah, keren Mbak sudah sampai Tana Toraja.
Wiiihh ternyata masih ada yang begini ya di Banten, suasana alami, segar, dan berasa banget ada di Indonesia-nya.
Jalan yang berliku memang selalu dibayar pemandangan yang indah. Masyaallah… pasti nagihin deh!
Betul Kak..
Dibalik jalan berliku, selalu ada pemandangan cantik di belakangnya ya.
wah indahnya, walopun harus melalui 4 jam perjalanan dan ada kendala longsor tapi akhirnya sampai ke Negeri di Atas Awan ya mbak. Terbayarkan 🙂
Betul Mbak.. Terbayarkan dengan cantiknya pemandangan saat menuju ke sana Alhamdulillah.
Perjuangan yang sepadan dengan hasilnya. Perjalanan pagi dengan motor sangat menantang, resiko kram ditangan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan saat menyetir diudara dingin.
Hihihi Betul Kak. Kaki saya memang sempat kram di perjalanan.
Tapi rasanya gak kapok sih kalau harus mengulang lagi. Hanya mungkin perlu persiapan lebih yang berikutnya.
perjalanan yang menyenangkan kak. pemandangannya sungguh mempesona.
Betul Kak. Bagus pemandangannya..
Baru denger nama Citorek ini, auto buka Gmap doong. Ternyata 90 KM dari rumah saya, 3 jam doang. Sumpah penasaran. Harus masuk next itinerary nih
Hihihi. Dekat ya kak ternyata sama rumah.
Cuss, langsung diagendakan aja Kak Pipit..
Ya ampun mba, kok bisa kuat sih naik motor ke tempat yang sangat jauh? Kalau saya kayaknya gak sanggup, apalagi tipikal yang suka tidur di perjalanan. Tapi begitu melihat pemandangannya yang indah banget, emang gak bakalan kerasa capeknya.
Ini saya pun perdana Mbak, naik motor jauh-jauh.. Kalau pak suami kebetulan memang hobbynya touring.
Lelah sih memang. Tapi pemandangannya cantik bangett..
Daerah Banten Selatan termasuk bukit Citorek ini tuh bagus banget pemandangannya dan masih jarang di eksplore ya mbak. Apalagikalau motoran, aduh pasti seneng banget bisa langsung menghirup udara segar. Untuk transportasi umum apakah ada yang ke arah bukit Citorek ini?
Nah, untuk transportasi umum sepertinya ada sih Mbak. Karena di sepanjang jalan, sering melihat angkot atau mobil travel yang memang berhenti di pinggir jalan mencari penumpang. Bahkan sampai ke dekat Negeri di Atas Awan pun kita masih akan bertemu dengan Kecamatan yang ramai dengan kendaraan lalu lalang.
Meskipun badannya pegal naik motor tapi puas deh lihat pemandangan indah begitu. Saya pun suka diajakin riding motobike gitu. Duh memang cantik sekali deh negeri di atas awan Citorek ini.
wah sayang ya mbak tidak bisa sampai ke lokasi tujuan. tapi pastinya perjalanan ini seru karena berdua saja sama suami. hehe
Belum kesampaian ke Negeri atas awan Citorek, padahal lihat view view di IG bagus bagus banget
Wah alam Banten ternyata indah juga ya, alam Indonesia emang selalu indah si..
Percis perjalanan ke kampung saya ini di pagelaran cianjur selatan. Jalan naik turun, berliku, dan sering terpotong longsor… Serem kan… Tapi seru saja setiap melakukan perjalanan itu
Masya allah cantik banget kak pemandangan negeri di atas awan citorek banten, tapi memang perlu hati hati ya, di musim sering hujan gini, banyak yang longsor, disini juga banyak longsor
Ternyata yang namanya Negeri di Atas Awan ini ada banyak yaa..
Di Jawa Timur juga ada beberapa.
Memang seindah itu.. Dan gapapa, ka Shal.. kalau saat ini belum kesampaian beneran sampai ke lokasinya. Karena beneran yaah, suka was-was kalo maksain tuh..
Spot negeri diatas awan banyak juga loh mbak jawa timur hehe.
Btw foto negeri diatas awan kurang banyak hehe. Pemandangan selama perjalanan lebih menarik dibanding lokasi tujuannya hehe
Syukurlah bisa terhindar dari musibah tanah longsor. Semoga suatu saat bisa kembali saat infrastruktur lebih baik lagi.
Cakep banget sih pemandangannya, Mba. Apalagi menikmati petualangan alam bareng kekasih halal. Kira-kira tempat wisata ini udah banyak yang ulas belum, ya? Sepertinya saya jarang dapat info tentang destinasi wisata ini, Mba.
Kalau di sana healingnya luar biasa ya kak,
jadi bisa sekaligus tafakur alam juga karena pemandangannya itu keren banget.
Cocok jadi rekomendasi traveling
Waah indah kali ya… Walaupun untuk sampai ke sana butuh perjuangan. Tapi dibayar dengan keindahan negeri di atas awan.
Waah indah kali ya… Walaupun untuk sampai ke sana butuh perjuangan. Tapi dibayar dengan keindahan negeri di atas awan..
Perjalanan yang ditempuh cukup terjal ya kak.
Tapi terbayar rasa lelah bisa menikmati pemandangan yang indah di Citorek ya
Kenapa siih tempat2 cakep gini , perjalanannya gk ada yang mudah? pasti semuanya butuh perjuangan dan kesabaran..
Tapi lumayan rasa capeknya diganti dengan pemandangan indah gini yaaa
Moment-moment kek gini buat cerita dan kenangan untuk pasangab biar nggak boring apalagi untuk usia pernikahan di atas 10 tahun
kalau udah sampe lokasi, viewnya bikin tenang gitu ya, ngeliat ijo ijo kayak gini jadi fresh
perjalanannya juga ga main-main, cukup jauh ya kalau dari Jakarta. Apalagi berangkatnya dari jam 2 dini hari
sepertinya kabupaten Banten ini memang tenang gitu ya vibesnya mbak, di bayanganku kalau ada kata Banten mirip kayak sukabumi atau Garut gitu