Road Trip Jakarta - Malang
Menjelajah Bumi

On Our Way to Malang

Assalamu’alaikum, Alhamdulillah setelah makan siang, tangan dan pikiran saya pun sepertinya mulai tergerak untuk sharing cerita pasca perjalanan keluarga kami ke Malang di akhir tahun 2019 lalu.

Perjalanan kali ini akan kami tempuh melalui jalur darat alias menggunakan mobil. Kami cukup bersemangat mempersiapkan Road Trip ini, berhubung sudah lama rasanya kami hanya berkutat dengan rutinitas harian. Walaupun menurut saya liburan berarti memindahkan kesibukan harian rumah tangga ke tempat yang berbeda, tetap perasaan happy pun menggema di rumah. 😜

Berangkat ke Kota Malang

Jarak Jakarta ke Malang berkisar 850 kilometer. Cukup Wow, ya? Namun yang menenangkan adalah jarak sejauh itu akan kami tempuh melalui jalur bebas hambatan, alias Tol. Jadi tidak ada lagi jalur umum yang belok-belok, bersaing dengan bus dan truk di tanjakan ataupun turunan curam di tengah pegunungan Pulau Jawa.

Tantangan lain tentunya tetap ada, karena biasanya jalan Tol yang lurus dan panjang terasa menjenuhkan sehingga sering membuat supir mengantuk. Sebagai seorang yang juga biasa mengemudikan kendaraan sendiri sehari-hari, sudah tentu Abi menjadikan saya sebagai supir cadangannya 😅 Jadi ketika rasa kantuk datang menyerang, saya pun harus bersiap menggantikan tugas Abi. It’s a team work! 😆

Rabu pagi, selepas mengambil rapor Abang, anak sulung tercinta, kami pun berangkat. Dalam perjalanan ini, kebetulan Ibu Mertua dan Tantenya anak-anak pun ikut serta. Setelah menjemput beliau berdua, kami pun langsung masuk tol Cikampek dan berkesempatan mencoba naik ke tol Japek tanpa membayar, Gratisss! Ternyata, tol tersebut cukup membantu kami menembus kepadatan tol Cikampek pada umumnya. Walaupun masih tampak perbaikan di sana sini sedang dilakukan petugas, kami sepertinya sukses menghemat hampir 30 menit dengan menggunakan tol tersebut.

Jalur Tol ke Tol

Lolos dari Cikampek, kami pun memasuki jalur Tol Cipali. Dan ujian mata pun dimulai, karena jarak yang cukup panjang dan lurus, Abi harus bertahan agar tak mengantuk selama menembus tol tersebut selama kurang lebih 2 jam. Dan berikut ini adalah beberapa tips yang saya lakukan ketika mencoba menjadi penumpang yang baik selama perjalanan kemarin:

  • Menyiapkan camilan dan minuman untuk Supir.
  • Teruslah mengobrol dengan Supir, agar yang bersangkutan tetap awas.
  • Terkadang sedikit musik juga kami nyalakan untuk membuat suasana sedikit lebih meriah.

Sedangkan persiapan untuk anak-anak agar mereka tidak bosan dan sibuk mengajak bermain Abi yang sedang menyetir, yang saya lakukan adalah:

  • Membawa beberapa mainan kesukaan mereka. Contoh untuk Abang, saya minta ia membawa 1 kotak Lego yang sedang menjadi favoritnya. Untuk Adek, saya biarkan ia juga memilih mainannya ditambah beberapa buku mewarnai dalam 1 tasnya.
  • Selain mainan, tentu makanan atau camilan anak-anak pun harus lengkap. Berbagai snack dan permen yang biasanya saya larang, kali ini agak saya bebaskan.

Kurang lebih inilah jalur tol yang kami lalui untuk menuju kota Malang dari Jakarta. Dengan total jarak sekitar 852 km dan total tarif tol sekitar 800 ribu rupiah. Jika dicek melalui Google maps, estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menuju Malang dari Jakarta non-stop adalah 10 jam.

  • Jakarta-Cikampek (73 km)
  • Cipali (Cikopo-Palimanan) (116 km)
  • Palimanan-Kanci- Pejagan-Pemalang-Batang-Semarang (193 km)
  • Semarang-Solo (kurang lebih 120 km)
  • Solo-Ngawi-Kertosono-Mojokerto-Surabaya (253 km)
  • Surabaya-Gempol-Pandaan-Malang (97 km)

Pemberhentian Pertama: Cirebon

Pit stop kami pertama di road trip kali ini adalah kota Cirebon. Di sana kami menyempatkan untuk berburu makan siang di kotanya. Dan pilihan pun jatuh pada Nasi Jamblang Ibad Otoy, sebuah warung prasmanan. Di tempat ini, tamu dipersilakan mengambil sendiri nasi dan lauk pauknya. Saya dan Abi bergegas mengambil beberapa buah nasi jamblang yang berukuran imut itu beserta lauknya. Rasa makanannya cukup enak dan harganya kurang lebih sama dengan makan di warteg Jakarta. Didukung oleh sambal mentah yang fresh alias segar, cukup menjadi booster kami supaya semangat lagi melanjutkan petualangan.

Selepas makan siang dan mengisi bensin, kami melanjutkan perjalanan mengarah ke Semarang yang kurang lebih ditempuh selama 2 setengah jam melalui Tol. Sebenarnya selain jalur Tol, jalur alternative lain yang dapat dilewati adalah Pantura atau Pantai Utara. Di jalur Pantura, kendaraan akan menyusuri kota-kota di Utara Jawa yang berbatasan dengan laut Jawa seperti Brebes, Pekalongan, Tegal, dan lainnya.

Pemberhentian Kedua: Istirahat dan Sholat di Pinggiran Kota Semarang

Menjelang Magrib, kami pun tiba di pinggir kota Semarang. Kami kemudian menyempatkan diri untuk sholat Magrib dan cemal-cemil sejenak di Rest Area. Mengingat tujuan kami bermalam sebenarnya adalah kota Solo, di mana jarak yang harus ditempuh dari Semarang kurang lebih masih 120 km melalui tol Semarang – Solo. Kebetulan kami sudah memesan penginapan melalui aplikasi online (Agoda) di kota tersebut dan mendapatkan harga yang super murah.

Pemberhentian Ketiga: Bermalam di Kota Solo

Tiba di Solo pukul 8 malam, kami pun langsung check-in di hotel yang sudah dipesan sebelumnya. Begitu kami masuk, ternyata hotel tersebut adalah sebuah hotel tua yang berada di pusat kota. Beberapa fasilitas terlihat sudah diperbarui, namun masih banyak juga beberapa perabot yang lama dan kurang terawat, sehingga membuat suasana sedikit spooky alias seram 🤣 Namun apa boleh buat, badan kami semua terutama Abi sebagai Pak Supir sudah sangat membutuhkan istirahat. Kami pun berniat langsung tidur secukupnya. Walaupun awalnya agak sulit untuk beradaptasi di kamar yang luas namun menegangkan itu, bersyukur setelah tengah malam saya akhirnya bisa juga terlelap. Itu pun setelah menyibukkan diri membereskan dan menyusun barang-barang bawaan hehehe.

Melintasi Jalan Tol Solo – Kertosono

Pagi hari, kami segera mandi dan bersiap kembali menelusuri jalan raya yang kali ini menuju kota Malang. Jarak sekitar 350 kilometer lagi-lagi akan kami tempuh melalui jalan bebas hambatan, yakni melewati ruas Tol Solo – Kertosono – Surabaya – Malang. Selepas mampir sebentar ke rumah salah satu saudara di Solo dan membeli Surabi di warung Surabi Notosuman, Abi pun tancap gas kembali memasuki jalur kami menuju Malang.

Di beberapa kesempatan, saya sempat bergantian menyetir dengan Abi karena rasa kantuk yang tak tertahankan. Setelah sekitar 4 jam memandang lurus ke depan, jalanan rapat dan padat akhirnya mulai kami temui. Ini menandakan bahwa kami sudah berada di kota Surabaya.

Selepas dari kota Surabaya, jalan tol yang kami lalui pun langsung bersambung dengan tol menuju kota Malang, yakni jalur Surabaya – Gempol – Pandaan – Malang. Tak terasa sedikit lagi perjuangan kami menuju kota di Timur pulau Jawa ini akan segera usai.

Tiba di Malang

Jalur lalu berganti sedikit menanjak. Masih berupa jalan yang mulus namun sedikit lebih berliku dan terus naik. Ini menandakan bahwa kami menuju ke dataran tinggi. Kurang lebih 1 jam kemudian, kami pun mendarat cantik di kota Malang 😁.

Selepas dari Malang, tujuan berikutnya adalah Gunung Bromo (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Di atas adalah ilustrasi perjalanan kami dari Jakarta, perbatasan Bekasi menuju Malang 😎 Total jarak sekitar 850km ditempuh selama kurang lebih 13 jam (exclude menginap 1 malam di kota Solo). Sebenarnya perjalanan ke kota Malang sendiri bisa ditempuh langsung seharian tanpa menginap. Namun karena kami berangkat hampir siang, maka opsi mampir untuk tidur di kota Solo pun kami ambil.

Serunya road trip keluarga selalu buat ketagihan. Mudah-mudahan kami bisa mengalami lebih banyak road trip seru ke depannya.

Simak Lanjutannya di: Menjelajah di Museum Angkut dan Batu Secret Zoo (Jatim Park 2)