Membuat Anak Tertarik dengan Buku
Hai..hai.. Mommies, Bunda, Teman-teman semua.. Bagaimana sih caranya membuat anak tertarik dengan buku? Dimulai sejak kecil tentunya ya. Dikenalkan, dibacakan, didampingi, diajak mengeksplorasi isi buku dan masih banyak lagi. Nah, sayangnya beberapa langkah itu kurang saya optimalkan ketika anak-anak masih di usia emasnya. Sedih? Kecewa? Tentu.. Kecewa pada diri sendiri, karena tidak fokus pada hal penting ini.
Awalnya,
Proses mengenalkan mereka dengan buku sebenarnya sudah pernah dimulai di masa kecil. Saya sempat rajin membacakan mereka buku atau kata-kata sederhana melalui kartu-kartu edukasi. Namun seiring dengan kesibukan dan tanpa penyusunan prioritas yang tepat, semua pun terbengkalai. Anak-anak menjadi lebih tertarik dengan gadget dibanding buku.
Lalu apa yang harus saya lakukan ya? Di kelas Bunda Sayang zona ke-5, Alhamdulillah saya pun mulai mencoba mendekatkan kembali anak-anak dengan buku. Awalnya saya mencoba fokus pada anak bungsu yang memang masih masuk dalam kategori balita. Namun pada akhirnya saya mencoba ikut melibatkan anak sulung untuk belajar kembali mencintai buku.
Sungguh suatu tantangan tentunya. Terlebih lagi usia anak sulung yang memang sudah dalam tahapan berbeda dengan anak bungsu. Tapi melalui 10 hari lebih perjuangan membacakan mereka satu buah buku yang berjudul “Fabel di Sekitar Para Nabi”, mereka pun mulai tertarik sepertinya. Mereka terlihat lebih mendengarkan dan ingin mengetahui lanjutan-lanjutan dalam setiap cerita yang saya bacakan. Anak sulung tampak lebih mudah menyesuaikan diri karena kebetulan ia sudah lancar membaca. Sedangkan dengan anak bungsu, saya membutuhkan kesabaran lebih.
Saya pun saat ini mulai rajin memilihkan buku kembali untuk anak-anak. Untuk anak sulung misalnya, saya mencoba kembali menarik minatnya dengan mencarikan komik-komik pengetahuan. Setidaknya dengan memulai hal ini, maka ketertarikannya pada buku akan semakin meningkat. Begitulah harapan saya.
Konsistensi agar Anak Tertarik dengan Buku
Konsistensi menjadi satu hal yang sangat penting di sini. Ketika saya mulai lengah, maka anak-anak pun akan kembali pada habitnya yang lama. Lebih senang melihat TV dan gadget. Oleh karena itu, perlunya memiliki komunitas atau teman-teman yang supportive juga sangat berpengaruh di tahapan ini.
Proses ini memang sebenarnya masih sangat panjang. Tapi insyaAllah akan selalu ada jalan. Dan dalam zona kali ini yang terpenting, saya pun jadi belajar untuk kembali ke tumpukan buku yang sebelumnya seringkali saya abaikan hehe. Bismillah, semoga semua dimudahkan ya membuat anak tertarik dengan buku.