Menanam dengan Hidroponik
When Nature Calls

Menanam Sayuran dengan Metode Hidroponik, yuk!

Bismillah. Menanam sayuran di rumah sendiri dengan lahan minim? Wah, itu ide menarik yang sedang banyak berkembang dan dilakukan orang sepertinya ya. Mengingat semakin majunya zaman, keterbatasan lahan kini bukan lagi menjadi penghalang untuk tetap produktif. Selain itu, masa pandemi pun turut menjadi sebab banyak orang meluangkan waktunya untuk mengerjakan hobi-hobi baru dari rumah seperti bercocok tanam. Didukung dengan alasan penting lain seperti proyek ketahanan pangan dari rumah. Hal-hal inilah yang akhirnya ikut menjadi pendorong bagi kami untuk mulai mengimplementasikan sebuah proyek menanam makanan sendiri alias plant our own food.

Pada awalnya, pak suamilah yang sangat menggebu-gebu untuk segera praktek. Beliau yang terinspirasi dari teman-temannya pun mulai banyak menonton banyak kanal-kanal inspiratif di youtube dan segera ingin memulai proyeknya. Saya? Mulanya saya hanya mengambil bagian untuk melakukan dokumentasi hehe. Namun seiring dengan semakin seriusnya beliau, maka mau tak mau saya pun ikut turun membantunya.

Mengingat kami benar-benar belum memiliki ilmu bercocok tanam ini, maka rujukan dari beberapa media online seperti Instagram dan Mbah Google pun cukup penting hehe. Bahkan untuk media dan bahan-bahan yang kami gunakan pun bersumber dari material-material instan atau yang relatif mudah diterapkan terlebih dahulu. Di tambah lagi kebetulan ibunda saya pun cukup senang dengan tanaman. Beliau memiliki pengalaman-pengalaman dalam kegiatan seperti ini. Sehingga kami pun merasa memiliki cukup amunisi untuk memulainya.

Sebenarnya jika melihat dari berbagai sumber lain, banyak sekali barang sisa di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai media tanam menanam di sini, seperti botol plastik bekas misalnya. Namun sementar kami putuskan untuk menjalani tahapan ini setelah proyek awal kami sukses terlebih dahulu. Tujuan dan pencapaian berikutnya bagi kami adalah agar kelak kami pun bisa mulai melibatkan diri dalam proses mendaur ulang barang-barang konsumsi kami sendiri di rumah. Mengolah barang-barang yang sudah tak terpakai atau dianggap sampah menjadi sesuatu yang berguna.

Jenis Sayuran yang Cocok Ditanam di Pekarangan Rumah

Di awal proyek menanam tanaman sendiri kami memulai dari tanaman yang mudah dikembangkan dan tahan banting dulu tentunya, contohnya bayam, kangkung, dan terung. Metode yang kami gunakan adalah hidroponik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pada tanaman. Jadi dengan metode hidroponik ini, air menjadi sumber alam yang sangat penting. Satu hal lagi yang kami senangi dari metode ini adalah minimnya hama seperti ulat dan binatang lainnya yang dapat mengganggu proses tumbuh kembang tanaman.

Lihat Juga: Sayuran yang Mudah Ditanam di Rumah

Bahan dan Alat

Beberapa bahan yang dibutuhkan di awal untuk penyemaian bibit antara lain:

  1. Tray atau alas bisa berupa apa saja, namun baiknya yang dapat menahan air agar air yang mengalir di sana tidak mudah habis karena terbuang atau mengalir ke luar.
  2. Rockwool, salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para petani hidroponik. Salah satu kelebihannya adalah mampu menampung air dan udara dengan baik. Rockwool pada dasarnya terbuat dari bebatuan. Di mana kami mendapatkan rockwool? Di beberapa marketplace atau tukang tanaman yang ada di pinggir-pinggir jalan banyak kok yang menyediakan hehe.
  3. Air vitamin (ABmix) atau sering juga disebut dengan pupuk cair hidroponik. Sebenarnya banyak referensi yang memberikan informasi mengenai cara meracik sendiri pupuk cair serupa dengan bahan organik. Namun sebagai petani pemula, kami memilih menggunakan pupuk cair instan ini terlebih dahulu. Karena fokus kami saat ini adalah melihat hasil dari kegiatan tanam menanam kami di rumah.
  4. Biji tanaman yang akan ditanam, yakni bibit bayam, kangkung, dan terung.
Memasukkan bibit ke dalam rockwool.

Menanam Sayuran dengan Metode Hidroponik

Berikut adalah beberapa langkah menanam bibit sayur menggunakan metode hidroponik:

  1. Tray berisi ‘rockwool’ yang sudah dipotong kecil-kecil dan dilubangi sedikit bagian tengahnya ditetesi air vitamin. Campuran air vitamin (ABmix) yang dibuat adalah terdiri dari komposisi 3 ml vitamin A + 3 ml vitamin B + 1 liter air. Vitamin ini cukup diteteskan dengan menggunakan alat suntik ke rockwool.
  2. Lalu biji terung atau kangkung diletakkan di dalamnya. Ternyata untuk proyek perdana ini, anak bungsu kami pun cukup bersemangat untuk ikut terjun langsung di dalamnya. Mungkin baginya ini adalah suatu kegiatan baru yang menarik.
  3. Letakkan tray di tempat yang cukup matahari namun jangan terlalu panas, karena air akan cepat habis menguap.
  4. Selang dua hari sekali atau ketika rockwool terasa sudah tak lembab, maka kami perlu kembali menyuntikan vitamin ke bibit semaian. Caranya kembali dengan menggunakan alat suntik kecil tadi agar takarannya pas, yakni per 3ml ke masing-masing rockwool. Catatan tambahan, dalam 1 kotak rockwool kemarin kami coba mengisinya dengan 2-3 bibit tanaman. Sehingga nanti kami bisa mengamati seberapa banyak tanaman yang benar-benar berhasil tumbuh.
  5. Di sekitar hari ke-7, ternyata bibit-bibit tadi sudah mulai berkecambah atau tumbuh. Kali ini kami harus memindahkannya ke media yang lebih luas lagi agar sayur mayur yang kami tanam tadi dapat tumbuh dengan baik. Pak suami pun berinisiatif membuatkan tempat dari pipa paralon agar tidak terlalu makan lebih banyak tempat.

Para Bibit Sayuran pun Pindah Rumah

Dua minggu kemudian, bibit bayam, kangkung, dan terung tadi sudah sebesar ini loh. Senang sekali melihatnya. Saya jadi teringat kata pak suami, contoh nyata bahwa rezeki dan usaha benar-benar tergantung karunia ALLAH adalah dari bercocok tanam. Jika kita memikirkan bagaimana bisa biji-bijian yang awalnya hanya sebesar titik pada akhirnya bisa tumbuh sebesar ini, maka kita tak akan pernah lupa bahwa semua tentu tak lepas atas izin ALLAH-lah semua bisa terjadi.

Penampakan pipa paralon yang digunakan untuk bercocok tanam masa kini.

Berkisar di minggu ke-3, akhirnya kangkung dan bayam kami pun mulai bisa dipanen. Sedangkan untuk terung, karena masa tanamnya lebih panjang, maka kami perlu menunggu beberapa saat kembali. Alhamdulillah hasilnya pun baik, segar dan manis rasanya. Langsunglah kami berinisiatif mengubah bayam-bayam tadi menjadi sayur bayam bening yang langsung dinikmati anak-anak.

Bayam hasil menanam sayuran di Rumah
Bayam segar hasil panen.

Beberapa hal yang kemudian menjadi perhatian adalah bahwa ke depannya kami perlu mulai memikirkan proses merotasi pembibitan dan pembesaran tanaman-tanaman tersebut. Sehingga kelak setiap harinya selalu ada tanaman yang bisa kami panen untuk dikonsumsi. Misalnya jika pada minggu pertama kami mulai menyemai bibit kangkung dan bayam, minggu berikutnya kami sudah harus mulai menyemai bibit terong dan sawi. Tentu dengan tak lupa memperhatikan masa tanam masing-masing tanaman.

Menanam sayuran di rumah, ternyata cukup menyenangkan untuk ditekuni ya. Kami pun makin semangat untuk melakukan dokumentasi sehingga kelak kegiatan ini bisa turut menyumbangkan ide bagi orang-orang di sekitar. Bahkan hal seperti ini pun bisa menjadi peluang bisnis loh ke depannya. Semoga niat kami menanam sayuran sendiri bisa direalisasikan. Dan kami pun dapat terus istiqomah bertani di rumah.

Oiya, jika ada masukan atau informasi yang mungkin kurang tepat kami paparkan di sini, jangan sungkan untuk disampaikan ya. Semoga tulisan ini pun bisa menjadi sarana berbagi bagi kita semua.

20 thoughts on “Menanam Sayuran dengan Metode Hidroponik, yuk!

    1. Ak kemarin paralon perdana masih versi tokopedia Mba hehe.. ini yg berikutnya kyknya pak suami mau bolong2in sendiri.. jadi dibuat bolongan2 diameter sekitar 7cm Mba, nanti disitu tempat taruh pot2 kecil tanamannya..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *